Renponsif 3

Thursday, December 20, 2018

Sistem Pernapasan Pada Mamalia, Aves, Reptilia, Amfibi, Pisces Lengkap

Sistem Pernapasan Pada Mamalia, Aves, Reptilia, Amfibi, Pisces Lengkap - Bagi kau yang lagi mencari ringkasan materi sistem pernapasan hewan, kali ini admin akan membahas perihal sistem pernapasan pada binatang vertebrata, sistem pernapasan pada binatang mamalia, sistem pernapasan pada aves, sistem pernapasan pada reptil, sistem pernapasan pada amfibi, sistem pernapasan pada pisces. Sistem pernapasan pada binatang vertebrata dan invertebrata berbeda-beda. Sama menyerupai manusia, binatang juga bernapas memakai oksigen.

Sistem pernapasan pada binatang berbeda dengan insan alasannya organ atau alat pernapasan juga berbeda. Dan setiap binatang contohnya menyerupai burung dan ikan terdapat sistem pernapasan yang berbeda pula. Untuk lebih terangnya mari baca pembahasan sekompleksnya dibawah ini.

Sistem Pernapasan Pada Hewan Mamalia

Hewan mamalia terdapat sistem dan prosedur pernapasan yang sama dengan manusia. Ala-alat pernapasannya terdiri atas hidung, batang tenggorok, dan paru-paru. Pada paru-paru terdapat gelembung paru-paru (aveolus) yang berdinding tipis dan terdiri atas satu lapis sel. Dinding alveolus berimpitan dengan dinding pembuluh kapiler darah yang juga terdiri atas Satu lapis sel. Oksigen masuk ke dalam kapiler darah dan karbon dioksida keluar dari kapiler darah melalui proses difusi.

Sistem Pernapasan Pada Hewan Aves

 Bagi kau yang lagi mencari ringkasan materi sistem pernapasan binatang Sistem Pernapasan Pada Mamalia, Aves, Reptilia, Amfibi, Pisces Lengkap

Alat-alat pernapasan pada aves (burung) terdin atas lubang hidung, batang tenggorok (trakea), cabang batang tenggorok (bronkus), dan paru-paru. Udara masuk melalui lubang hidung, kemudian ke batang tenggorok, cabang batang tenggorok, dan jadinya masuk ke dalam paru-paru. Di dalam paru-paru terdapat gelembung paru-paru (alveolus), daerah terjadinya pertukaran gas. Di bagian  bawah trakea terdapat alat bunyi yang disebut siring. Udara bertekanan tinggi yang melalui siring akan menggetarkan selaput bunyi di dalamnya dan menghasilkan bunyi.

Pada umumnya burung yang sanggup terbang terdapat alat bantu pernapasan berupa pundi-pundi udara. Sembilan buah pundi-pundi udara itu merupakan sebagai berikut:

    • Sepasang pundi-pundi udara di leher;
    • Sepasang pundi-pundi udara di dada potongan depan;
    • Sepasang pundi-pundi udara di perut;
    • Sepasang pundi-pundi udara di dada potongan belakang;
    • Sebuah pundi-pundi udara diantara tulang selangka yang bercabang-cabang membentuk pundi-pundi udara antartulang selangka.

Pundi-pundi udara pada burung berfungsi untuk membantu pernapasan pada waktu terbang, mengatur berat jenis tubuh, dan memperkeras bunyi yang dihasilkan oleh siring.

Pundi-pundi udara sanggup mengatur berat jenis badan burung. Hal itu dilakukan dengan cara mengisi atau mengosongkan pundi-pundi udara. Pundi-pundi udara yang berisi udara menimbulkan berat jenis badan Secara keseluruhan menurun sesampai kemudian membantu dan memudahkan burung untuk terbang. Sebaliknya, apabilah pundi-pundi udara kosong, berat jenis tubuhnya akan naik.

Pada waktu burung mengepakkan adminpnya untuk terbang, pengambilan oksigen melalui hidung mengalami kendala alasannya kontraksi otot-otot dada menekan paru-paru dan menghambat masuknya udara ke dalam paru-paru. Untuk memenuhi kebutuhan oksigen pada waktu terbang, burung memakai cadangan udara yang ada di dalam pundi-pundi udara. Selanjutnya, udara tersebut masuk ke dalam paru-paru. Di dalam paru-paru terjadi pertukaran gas. Oksigen diikat óleh darah, kemudian diedarkan ke seluruh badan untuk proses oksidási. Karbon dioksida dari darah dilepaskan, kemudian dibuang ke luar badan melalui hidung. Burung sesudah terbang sedikit ketika akan menghabiskan udara yang tersimpan dàlam pundi-pundi untuk bernapas. Pundi-pundi udara akan diisi kembali ketika burung hingga kemudianp di atas pohon atau melayang di udara tanpa mengepakkan adminpnya.

Sistem Pernapasan Pada Hewan Reptilia

Sistèm pernapasan pada reptilia menyerupai dengan sistem pernapasan pada burung. Alat-alat pernapasan pada reptilia terdiri atas lubang hidung, batang tenggorok, dan paru-paru. Fase pemasukan udara (inspirasi) dan fase pengeluaran udara (ekspirasi) pada reptilia terjadi melalui prosedur pernapasan yang sama dengan mamalia.

Beberapa jenis reptilia yang hidup di air, contohnya buaya, terdapat katup pada lubang hidung, batang tenggorok, dan kerongkongannya. Dengan demikian, ketika buaya menyelam, air tak sanggup masuk ke kanal pernapasan dan kanal pencernaan.

Sistem Pernapasan Pada Hewan Amfibia

Katak merupakan binatang amfibi yang selama hidupnya mengalami metamorfosis atau perubahan bentuk tubuh. Seiring dengan proses metamorfosis, alat pemapasan pada katak juga mengalami perubahan. Setelah menetas, berudu katak bemapas dengan dua pasang insang luar.

Beberapa ketika kemudian, terbentuk pasangan insang yang ketiga, lagikan dua pasang yang lain menjadi bertambah besar. Lembaran-lembaran insang tersebut selalu bergetar sesampai kemudian air di sekelilingnya selalu berganti. Oksigen yang terlarut dalam air di sekeliling insang berdifusi masuk ke dalam pembuluh kapiler darah pada insang. Selanjutnya, celah-celah insang terbentuk di antara lengkung- lengkung insang bersamaan dengan terbentuknya mata pada waktu berudu berumur sekitar enam hingga sembilan hari.

Kemudian, insang luar segera menunjukkan gejala mengerut bersamaan dengan terbentuknya insang dalam. Pada umur 12 hari, terbentuklah epilog insang (operkulum) dan lipatan kulit di depan insang pada kedua sisi. Seiring dengan proses metamorfosis katak, insang dalam kemudian menghilang dan bermetamorfosis paru-paru. Setelah berudu menjadi katak dewasa, pernapasan dilakukan melalui paru-paru, kulit, dan selaput rongga mulut. Pernapasan melalui paru-paru bagi amfibi merupakan pemapasan yang utama. Pernapasan melalui paru-paru dimulai ketika katak mengisi rongga mulutnya dengan udara, kemudian menutup lubang hidungnya sebelah dalam.

Hal ini menjadikan udara dan rongga verbal terdorong masuk ke dalam paru-paru. Pernapasan melalui kulit dilakukan katak pada ketika di dalam air ataupun di darat. Pernapasan ini sanggup terjadi alasannya kulit katak yang tipis itu kaya mempunyai kandungan kapiler darah dan perkembangan sistem pernapasan insang luar. Kulit badan katak yang selalu dijaga semoga tetap lembap atau lembap itu memudahkan oksigen yang berada di luar badan untuk berdifusi ke dalam pembuluh kapiler darah Agar kulit selalu lembap atau basah, katak menentukan habitat di sekitar kotak, rawa, sungai, dan sawah.

Selaput rongga verbal katak juga dipakai untuk bemapas. Ketika katak mengisi rongga mulutnya dengan udara, oksigen yang terkandung dalam udara berdifusi melalui selaput rongga mulut. Selanjutnya, oksigen tersebut diikat oleh darah dan diedarkan ke seluruh badan katak.

Sistem Pernapasan Pada Hewan Pisces

Alat pemapasan pisces (ikan) umumnya berupa insang yang berjumlah empat pasang. Letaknya di samping kiri dan kanan kepala. Masing-masing terdapat kaya lembaran yang diselubungi oleh jaringan epitel dengan kaya anyaman pembuluh darah kapiler. Permukaan insang sangat lebar, terutama pada ikan yang aktif bergerak. Gerakan cepat itu meningkatkan kecepatan aliran air pada insang.

Insang terdapat struktur yang baik untuk mengarahkan aliran air dan darah dalam pertemuan/kontak yang sangat dekat. Pertukaran gas secara efisien terjadi ketika air mengalir melalui lembaran insang dan darah yang berada di permukaan insang mengalir dengan arah yang berlawanan (countercurrent). Dengan cara demikian, sekitar 80—90% oksigen sangat efisien masuk ke aliran darah. Pada ikan bertulang keras, contohnya ikan mas, insang dilindungi oleh tutup insang. Sebaliknya, ikan bertulang rawan, contohnya hiu. tak terdapat tutup insang.

Mekanisme pernapasan pada ikan melalui fase ilham dan fase ekspirasi. Fase ilham merupakan fase pemasukan air ke dalam rongga mulut. Penutup insang menyamping, tenamun celah belakang masih tertutup selaput sesampai kemudian rongga verbal membesar. Keadaan ini menimbulkan tekanan udara dalam rongga verbal lebih kecil daripada tekanan udara di luar. Kemudian, bersamaan dengan membukanya celah mulut, air masuk ke dalam rongga mulut. Fase ekspirasi yaitu fase pengikatan O2 dan air dan pelepasan CO2  dan dalam tubuh. Setelah rongga verbal penuh berisi air, celah verbal tertutup, dan celah insang membuka. Bersamaan dengan itu air didorong melewati lembaran insang sesampai kemudian terjadi pertukaran gas. Darah di dalam pembuluh kapiler selaput insang melepaskan CO2, ke dalam air dan mengikat O2 dan air. Sebagian besar jenis ikan terdapat organ gelembung renang yang mempunyai dua macam fungsi, yaitu untuk mengatur berat badan semoga sanggup naik turun di dalam air dan sebagai daerah cadangan oksigen.Beberapa jenis ikan, contohnya ikan gabus, ikan lele, ikan betok, dan ikan gurami, mempunyai alat bantu pernapasan yang disebut labirin. Labirin merupakan lipatan-lipatan yang tak teratur sebagai ekspansi rongga insang untuk menyimpan udara. Dengan terdapat labirin, ikan sanggup hidup di dalam air yang berkadar oksigen rendah, contohnya pada lingkungan berlumpur.

Ada juga sedikit jenis ikan yang bernapas dengan paru-paru. Misalnya, ikan paru-paru australia (Neoceratodus sp.), ikan paru-paru afrika (Protopterus sp.), dan ikan paru-paru amerika selatan (Lepidosiren sp.). Ikan ini terdapat sebuah atau sepasang gelembung udara yang dipakai sebagai paru-paru, disebut pulmosis.

Demikianlah pembahasan perihal sistem pernpasan pada binatang vertebrata menyerupai mamalia, aves, reptilis, amfibia dan pisces kompleks dengan penterangannya. Semoga bermanfaat buat kau dalam berguru biologi.
Dirangkum dari buku pelajaran sma, smp
Sistem Pernapasan Pada Mamalia, Aves, Reptilia, Amfibi, Pisces Lengkap
4/ 5
Oleh