Renponsif 3

Showing posts with label Basa Jawa. Show all posts
Showing posts with label Basa Jawa. Show all posts

Friday, December 21, 2018

Rangkuman Bahan Pelajaran Basa Jawa Kelas 3 Sd/Mi Semester 1

Basa Jawa merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan pada siswa SD didaerah Jawa terutama di wilayah kabupaten dalam Jawa Tengah. Pelajaran Basa Jawa termasuk pelajaran yang cukup sulit alasannya yakni harus benar-benar memahami makna bahasanya sesampai lalu anda harus kerap-kerap membaca materinya. Apa saja bahan pelajaran Basa Jawa kelas 3 SD itu ?

Basa Jawa merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan pada siswa SD didaerah Jawa teruta Rangkuman Materi Pelajaran Basa Jawa Kelas 3 SD/MI Semester 1

Berikut ini admin bagikan rangkuman bahan pelajaran Basa Jawa kelas 3 SD semester 1 yang terbagi dalam 5 bab. Untuk lebih kompleksnya baca rangkumannya berikut ini:

Rangkuman Materi Pelajaran Basa Jawa Kelas 3 SD/MI Semester 1


Wulangan 1: Pergaulan

Wulangan 2: Tempat Umum

Wulangan 3: Kebiasaan

Wulangan Tengah Semester

Wulangan 4: Hiburan

Wulangan 5: Kebersihan

Wulangan Semeseter

Demikianlah ringkasan/rangkuman bahan pelajaran Basa Jawa kelas 3 SD semeseter 1 kompleks yang sanggup kau pelajari sendiri dirumah.
Dirangkum dari buku pelajaran sma, smp

Contoh Soal Ulangan Simpulan Semester I Basa Jawa Kelas 3 Sd/Mi

Contoh Soal Ulangan Akhir Semester I Basa Jawa Kelas 3 SD/MI - Basa Jawa merupakan pelajaran yang cukup sulit apabila kau jarang membaca materinya. Karena itulah kau harus kerap membaca bahan basa jawa dan juga kerap mengerjakan soal-soal basa jawa, siapa tahu ada yang keluar waktu ulangan final semester. Kali ini admin akan bagikan pola soal UAS/Ulangan Akhir Semester 1 Basa Jawa kelas 3 SD menurut buku Lomba Kompetensi Siswa Basa Jawa.

Contoh Soal Ulangan Akhir Semester I Basa Jawa Kelas  Contoh Soal Ulangan Akhir Semester I Basa Jawa Kelas 3 SD/MI

Untuk lebih terangnya berikut ini pola soal Ulangan Akhir Semester 1 Basa Jawa kelas 3 SD yang sanggup kau pelajari sendiri, siapa tahu ada yang keluar waktu UAS berlangsung:

Contoh Soal Ulangan Akhir Semester I Basa Jawa Kelas 3 SD/MI


1. Sadurunge dadi layangan, gawe ragangan saka ...
a. pring
b. bolah
c. kawat
d. kayu

2. Adhiku mentas didukani bapak. Tembung mentas tehese padha...
a. lagi
b. durung
c. ora
d. bubar

3. Bapak kagungan kangmas, saya yen ngundang...
a. Paklik
b. Bulik
c. Pakdhe
d. Budhe

4. Bapak utawa ibune bapak lan ibu yaitu...
a. simbah
b. keponakan
c. uwa
d. putu

5. Sing sanggup kanggo tamba antimalaria yaitu...blimbing wuluh
a. woh
b. godhong
c. oyot
d. kembang

6. Blimbing wuluh rasane...
a. kecut
b. legi
c. pait
d. gurih

7. Blimbing cantik kang isih enom rupane...
a. kuning
b. putih
c. ijo
d. soklat

8. Ing ngisor iki kang klebu ukara pakon yaiku...
a. Wainem nutupi lawang
b. Lawange tutupna!
c. Sapa sing nutupi lawang ?
d. Ayo nutupo lawang!

9. Ukara andharan (pawarta) dipungkasi kanthi tanda...
a. ?
b. !
c. .
d. :

10. Kertas sing digunakake kanggo dawe layangan yaiku kertas sing...
a. kandel
b. tipis
c. resik
d. teles

Demikianlah contoh soal UAS/Ulangan Akhir Semeseter 1 Basa Jawa kelas 3 SD yang sanggup kau pelajari sendiri dirumah. Semoga bermanfaat.
Dirangkum dari buku pelajaran sma, smp

Aksara Jawa Hanacaraka Lengkap Dengan Angka Jawa Dan Teladan Penulisannya

Aksara jawa merupakan huruf jawa yang dipakai dalam bahasa jawa. Pada artikel sebelumnya sudah diterangkan wacana asal-usul terciptanya karakter jawa. Kini admin akan membagikan apa saja karakter jawa itu, termasuk didalamnya angka jawa dan cara menulis karakter jawa dalam bahasa jawa.

Dalam karakter jawa hanacaraka suku kata akan ditulis menggunakan satu aksara. Dalam penggunaan tanda baca sanggup mengubah, menghilangkan serta menambahkan vokal dari suku kata tersebut. Aksara juga memiliki bermacam macam bentuk dalam penulisan nama, pengejaan absurd hingga kemudian konsonan bertumpuk.

Aksara Jawa termasuk juga dalam sistem goresan pena Abugida dimana ditulis mulai dari kiri ke kanan. Setiap huruf atau karakter melambangkan sebuah suku kata yang ditentukan oleh posisi karakter dalam kata tersebut. Penulisannyapun juga tak menggunakan spasi atau scriptio continua sesampai kemudian pembaca harus paham teks bacaan guna membedakan tiap katanya.

Berikut ini aksara jawa hanacaraka dan bunyinya:


Ha Na Ca Ra Ka
Pa Dha Ja Ya Nya
Ada sebuah kisah
Mereka sama-sama sakti
Da Ta Sa Wa La
Ma Ga Ba Tha Nga
Terjadi sebuah pertarungan
Dan jadinya semuanya mati


Kalau dibandingkan dengan alfabet Latin, karakter Jawa memang dikatakan kekurangan tanda baca. Utamanya tanda baca dasar ibarat tanda tanya, tanda seru, titik dua, tanda hubung serta titik dua. Aksara jawa dibagi dalam sedikit jenis sesuai fungsinya. Untuk karakter dasar terdiri dari 20 suku kata dan dipakai dalam penulisan bahasa Jawa modern. Selain itu ada juga karakter suara, angka Jawa serta tanda baca.

Setiap suku kata dalam karakter jawa terdapat dua bentuk, pertama merupakan nglegena atau karakter telanjang dan pasangan. Kekayaan karakter selain karakter dasar adalah konsonan teraspirasi atau disebut juga retrofleks yang kerapkali dipakai di dalam bahasa Jawa kuno. Tenamun seiring dengan perkembangan karakter dan bahasa Jawa, huruf-huruf ini mulai kehilangan representasi bunyi orisinil dan jadinya berubah fungsi.

Untuk tanda diakritik dalam penulisan karakter Jawa disebut pula sandhangan serta terdapat fungsi dalam mengubah vokal ibarat harakat dalam abjad Arab. Juga sanggup dipakai untuk menambah konsonan final serta menunjukan ejaan asing. Ada sedikit tanda diakritik atau sandhangan yang boleh dipakai bersamaan, namun tak semua kombinasi sanggup digunakan. Aksara hanacaraka merupakan salah satu peninggalan dari nenek moyang yang terbilang bersejarah dan harus dilestarikan oleh kita semua. Untuk mengenalkan karakter Jawa biasanya dilakukan di sedikit sekolah di Jawa melalui mata pelajaran Bahasa Jawa.


Contoh goresan pena menggunakan karakter jawa



Demikianlah isu kompleks wacana aksara jawa hanacaraka kompleks dengan angka jawa dan cara penulisan karakter jawa. Semoga isu diatas bermanfaat bagi kau yang lagi berguru basa jawa.

Dirangkum dari buku pelajaran sma, smp

Thursday, December 6, 2018

Asal-Usul Sejarah Terciptanya Huruf Jawa Lengkap

Huruf jawa atau karakter jawa merupakan huruf yang dipakai dalam bahasa atau basa jawa. Sebelum admin memperlihatkan apa saja huruf atau karakter jawa itu, admin ingin membagikan dahulu informasi perihal asal-usul sejarah tercuptanya karakter jawa. Karena ternyata lahirnya/munculnya/terciptanya karakter jawa ada legendanya. Mau tahu legenda/asal-usul sejarah karakter jawa ? baca info sekompleksnya berikut ini.

Sejarah perihal karakter Jawa yang terkenal merupakan yang melibatkan seorang cowok sakti mandraguna berjulukan Ajisaka. Ia tinggal di sebuah pulau berjulukan Pulau Majethi bersama dua abdi setianya, Dora dan Sembada. Kedua abdi Ajisaka juga sama-sama sakti. Suatu saat, Ajisaka hendak meninggalkan pulau tersebut. Ia menunjuk Dora menemaninya mengembara.

Sementara itu Sembada disuruhnya untuk tetap tinggal di pulau dan menjaga pusaka andalan Ajisaka. Ajisaka ikut turut berperan pada Sembada supaya tak menyerahkan pusaka itu pada siapapun, kecuali Ajisaka sendiri. Kepergian Ajisaka dan Dora merupakan untuk pergi menuju Kerajaan Medhangkamulan yang awalnya diperintah seorang raja berjulukan Dewatacengkar.

Dikisahkan bahwa sebuah Kerajaan Medhangkamulan sangat makmur dan rakyatnya hidup sejahtera. Namun pada suatu hari, kesalahan dari juru masak membuat kerajaan itu berubah. Saat juru masak lagi membuat kuliner untuk Prabu, secara tak sengaja jarinya terkena pisau hingga kemudian putus dan masuk ke dalam kuliner tanpa ia ketahui. Sang Prabu ternyata menyukai kuliner itu dan bahkan ia meminta juru masak untuk terus memasakkan daging insan tiap hari untuknya.

Bahkan, Prabu Dewatacengkar memerintahkan Patih Kerajaan untuk sanggup mengorbankan rakyat Medhangkamulan tiap hari untuk dimakan. Perlahan-lahan, Kerajaan Medhangkamulan yang awalnya makmur berubah jadi mengerikan. Sifat Prabu Dewatacengkar juga menjadi berubah di mana ia menjadi raja yang bengis serta menjadi kejam. Pada ketika itulah Ajisaka dan Dora hingga di tempat Kerajaan Medhangkamulan.

Ajisaka kemudian menyerahkan dirinya pada Prabu Dewatacengkar untuk disantap. Akan tenamun, Ajisaka memberi satu syarat. Syaratnya ialah, Prabu harus memperlihatkan tanah padanya seluas ikat kepalanya. Selain itu juga, harus Prabu sendiri yang mengukur tanah memakai ikat kepala Ajisaka. Prabu baiklah dan eksklusif mengukur tanah untuk diberikan pada Ajisaka. Tenamun, ketika akan dipakai untuk mengukur, tiba-tiba saja ikat kepala Ajisaka meluas hingga tak tersampai kemudian. Kain juga berubah keras serta tebal menjadi ibarat lempengan besi.

Prabu Dewatacengkar kemudian terdorong ke jurang di pantai bahari selatan. Ia berubah wujud menjadi seekor buaya putih. Ajisaka kemudian diangkat menjadi Raja Medhangkamulan. Setelah program penobatan, Ajisaka mengutus Dora kembali ke Pulau Majethi untuk mengambil pusaka miliknya.

Saat Dora di Pulau Majethi, ia menemui Sembada guna mengambil pusaka Ajisaka. Namun demikian, Sembada teringat pesan Ajisaka bahwa ia tak boleh memperlihatkan pusaka itu kecuali pada Ajisaka sendiri. Keduanya kemudian beradu lisan dan berpegang teguh pada pendapat masing-masing. Sampai akhirnya, Dora dan Sembada bertempur. Terjadilah pertumpahan darah hingga kemudian dua-duanya sama-sama tewas.

Berita perihal tewasnya Dora serta Sembada hingga pula ke indera pendengaran Ajisaka. Ia merasa sangat menyesal lantaran kesalahannya membuat dua abdi setianya bertempur hingga meninggal dunia. Karena itulah, Ajisaka membuat sebuah karakter Jawa atau Hanacaraka untuk mengenang Dora serta Sembada.  Kisah legenda ini cukup terkenal dan diyakini benar-benar terjadi sebagai asal mula munculnya  Hanacaraka. Walaupun demikian, ada juga sedikit orang yang hanya menganggapnya sebatas legenda dan tak pernah terjadi.

Berikut ini huruf jawa kompleks:


Deret huruf atau karakter yang diciptakan Ajisaka untuk mengenang Dora dan Sembada inilah hingga kemudian kini dikenal sebagai karakter Jawa. Terdapat total 4 deret karakter yang diciptakannya. Deret karakter pertama berbunyi Hanacaraka yang berarti ono wong loro (ada dua orang). Deret karakter kedua berbunyi Datawasawal yang berarti podho kerengan (mereka sama-sama berkelahi).


Deret karakter ketiga berbunyi Padhajayanya yang berarti podho joyone (mereka sama-sama kuat). Dan deret karakter jawa keempat berbunyi Magabathanga yang berarti mergo dadi bathang lorone (maka dari itu, keduanya sama-sama menjadi bangkai atau meninggal dunia). Deret karakter jawa ini menggambarkan pertarungan Dora dan Sembada yang sama-sama berpengaruh dan hingga alhasil sama-sama menemui ajal.


Di dalam karakter Jawa, juga dikenal adanya karakter murda serta swara. Keduanya merupakan huruf khusus dalam huruf Jawa. Aksara Murda terdiri atas 8 buah yaitu Na, Ka, Ta, Sa, Nya, Pa, Ga dan Ba. Sementara karakter swara juga hanya ada 5 yaitu A, I, U, E dan O.

Fungsi karakter Murda dan Swara sama saja ibarat huruf kapital, yaitu dipakai untuk menulis nama orang penting atau terkenal inginpun nama tempat atau kawasan yang terkenal. Penulisan karakter Murda dan karakter Swara ini hanya sanggup dilakukan di depan saja atau sanggup juga di keseluruhan kata.

Demikianlah informasi perihal legenda/asal-usul sejarah terciptanya karakter jawa. Sekarang kau sudah tahu kan kenapa muncul karakter jawa dahulunya. Semoga bermanfaat.
Dirangkum dari buku pelajaran sma, smp