Renponsif 3

Wednesday, January 10, 2018

Hukuman untuk Ibu yang Tidak Mau Menyusui Bayinya


Air susu ibu (ASI) merupakan nutrisi terbaik bagi bayi yang tak dapat digantikan oleh bahan apa pun. Memberikan ASI terdapat manfaat yang sangat luar biasa bagi bayi, terutama yang langsung terkait dengan proses tumbuh kembangnya. ASI juga bermanfaat untuk meningkatkan hubungan psikologis yang erat antara ibu dan bayi.
Ketika Seorang Wanita Tidak Mau Menyusui sang Anak
Dalam hukum syariat, menyusui merupakan kewajiban bagi seorang wanita (ibu). Terdapat ancaman yang sangat keras dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bagi para ibu yang tak ingin menyusui anaknya tanpa ada udzur (penghalang) yang dibenarkan oleh syariat. Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ثُمَّ انْطَلَقَ بِي فَإِذَا بِنِسَاءٍ تَنْهَشُ ثَدْيَهُنَّ الْحَيَّاتُ, قُلْتُ: مَا بَالُ هَؤُلَاءِ؟ قِيلَ: هَؤُلَاءِ اللَّاتِي يَمْنَعْنَ أَوْلَادَهُنَّ أَلْبَانَهُنَّ
“Kemudian malaikat mengajakku melanjutkan perjalanan. Tiba-tiba aku melihat wanita yang payudaranya dicabik-cabik ular. Aku bertanya, “Ada apa dengan mereka?” Malaikat menjawab, “Mereka merupakan para wanita yang tak ingin menyusui anak-anaknya (tanpa alasan yang dibenarkan, pen.).” (HR. Ibnu Hibban dalam Shahih Ibnu Hibban no. 7491, hadits shahih)
Ancaman dalam hadits ini berlaku apabila tak terdapat udzur (alasan) yang dibenarkan secara syariat atau secara medis ketika seorang wanita tersebut tak ingin menyusui anaknya. Sebagai akibatnya, hal itu menimbulkan bahaya (mudharat) bagi sang anak.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Munajjid hafidzahullahu Ta’ala berkata,
ففي هذا الحديث : زجر الأمهات عن منع أطفالهن من الرضاعة الطبيعية ؛ ولكن يحمل الحديث على الحالة التي يتضرر فيها الطفل بذلك .أما إذا لم يتضرر الوليد بذلك ، إما بوجود مرضع له ، أو اكتفائه بالحليب الصناعي دون أن يتضرر به : فلا حرج في ذلك ، وكان عمل العرب قديما قبل الإسلام إرضاع الأطفال عند المرضعات ، ولا تقوم به الأم في الغالب ، واستمر العمل على هذا في صدر الإسلام ولم ينه عنه النبي صلى الله عليه وسلم ، وذلك يدل على جوازه .
“Di dalam hadits ini terdapat peringatan keras kepada para ibu yang menolak untuk menyusui anaknya secara alami. Akan tenamun, ancaman dalam hadits ini berlaku apabila hal itu menimbulkan bahaya (mudharat) bagi sang bayi. Sesampai kemudian apabila kondisi tersebut tak membahayakan sang bayi, misalnya sebab adanya ibu susu, atau mencukupkan diri dengan susu buatan (susu formula) yang tak membahayakan bayi, maka hal itu (tak menyusui bayi) merupakan tak mengapa.
Dahulu kala, praktik (budaya) Arab sebelum masa Islam merupakan menyusukan bayi kepada ibu susu (tak disusui oleh ibu kandungnya sendiri, pen.). Mayoritas ibu tak menyusui sendiri anaknya. Praktik semacam ini berlanjut di masa setelah datangnya Islam, dan Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam tak melarangnya. Sesampai kemudian hal ini menunjukkan bolehnya hal tersebut.” [1]
Terdapat pertanyaan yang ditujukan kepada Lajnah Daa’imah,
“Sebagian wanita tak menyusui anak mereka sebab ingin menjaga kesehatannya. Sebagian yang lain tak menyempurnakan periode penyusuan (sampai usia dua tahun, pen.). Apakah mereka berdosa?”
Ulama Lajnah Ad-Daa’imah yang ketika itu masih dipimpin oleh Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdullah bin Baaz rahimahullahu Ta’ala menjawab,
الواجب على المرأة أن تحافظ على إرضاع أولادها وأسباب صحتهم ، وليس لها الاكتفاء بالحليب المستورد أو غيره إلا برضى زوجها بعد التشاور في ذلك, وعدم وجود ضرر على الأولاد .
“Menjadi kewajiban bagi seorang wanita (ibu) untuk menjaga proses penyusuan terhadap anak-anaknya dan juga menjaga sebab-sebab kesehatan mereka. Tidak boleh baginya mencukupkan diri dengan susu formula (susu buatan) atau yang lainnya, kecuali dengan ridha suaminya setelah saling bermusyawarah dan juga tak adanya bahaya (mudharat) bagi sang bayi.” [2]
Oleh sebab itu, seorang wanita boleh beralih ke susu formula dengan dua syarat: (1) atas ridha sang suami; dan (2) tak menimbulkan mudharat (bahaya) bagi sang bayi. Ini pula yang difatwakan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Munajjid hafidzahullahu Ta’ala. [1]
Jika terdapat Kontraindikasi Menyusui
Demikian juga, apabila terdapat penghalang (kontraindikasi) untuk menyusui, baik sebab faktor tertentu yang berasal dari sang ibu atau dari sang anak, maka tak mengapa apabila sang ibu tak menyusui anaknya. Allah Ta’ala berfirman,
وَإِنْ تَعَاسَرْتُمْ فَسَتُرْضِعُ لَهُ أُخْرَى
“Jika kamu menemui kesulitan, maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya.” (QS. Ath-Thalaq [65]: 6)
Terdapat sedikit kondisi ketika seorang ibu justru tak boleh menyusui anaknya secara langsung, baik kondisi tersebut bersifat sementara atau bersifat permanen. Misalnya, sang ibu lagi menjalani perawatan sesampai kemudian harus rutin meminum obat-obatan tertentu (semacam obat-obat kemoterapi); seorang ibu yang dalam kondisi sakit infeksi berat (sepsis); atau payudara ibu mengalami infeksi aktif oleh virus tertentu; kelainan (penyakit) tertentu pada bayi; dan kondisi-kondisi lainnya yang menurut para dokter ahli di bidang ini merupakan kontraindikasi pemberian ASI. [3]
Dalam kondisi-kondisi tersebut, dapat jadi menyusui itu tak boleh dilakukan apabila nyata-nyata akan menimbulkan bahaya bagi sang bayi, berdasarkan keumuman sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
لَا ضَرَرَ وَلَا ضِرَارَ
“Tidak boleh ada bahaya dan tak boleh membahayakan orang lain.” (HR. Ibnu Majah no. 2340 dan lain-lain)
Berikut ini terdapat 10 alasan mengapa ASI sangat bermanfaat bagi bayi Anda:
1. Asi kaya akan zat penting yang dibutuhkan oleh bayi
Bila dibandingkan ASI dengan produk susu kalengan atau formula untuk sang buah hati, ASI tetap terunggul dan tak terkalahkan. Karena ASI terdapat semua kandungan zat penting yang dibutuhkan oleh sang bayi seperti; DHA, AA, Omega 6, laktosa, taurin, protein, laktobasius, vitamin A, kolostrum, lemak, zat besi, laktoferin and lisozim yang semuanya dalam takaran dan komposisi yang pas untuk bayi, oleh sebabnya ASI jauh lebih unggul dibandingkan dengan susu apapun.
2. Asi sebagai sarana untuk mendekatkan sang ibu dengan buah hatinya
ASI, menjadi makanan utama sang buah hati, selain sebab kegunaannya sebagai makanan utama ASI juga berperan dalam mendekatkan kedekatan jiwa antara sang ibu dan sang anak. Sudah bukan menjadi rahasia umum lagi kalau anak yang mendapatkan ASI eklusif dari sang ibu akan cenderung mempunyai kedekatan dan hubungan yang lebih baik dibandingkan dengan bayi yang tak mendapatkan asupan ASI.
3. Asi memberikan kekebalan yang optimal untuk bayi
Karena ASI terdapat kaya keunggulan kandugan zat-zat penting yang terkandung didalamnya yang menciptakan bayi berkembang dengan optimal. ASI juga mempunyai keunggulan lain untuk pembentukan sistim Imun sang bayi. Sistem imum merupakan sistim yang sangat krusial untuk sang bayi, semakin baik sistim imun anak maka akan menciptakan anak jarang sakit. Dibandingkan bayi yang tak mendapatkan asupan ASI, bayi yang mendapatkan asupan ASI mempunyai sistim imun atau sistim kekebalan tubuh yang jauh lebih baik.
4. Asi tak basi dan selalu segar
Tidak seperti susu yang lain, ASI tak akan basi, sebab ASI langsung dihasilkan dipayudara sang ibu tanpa campur tangan bahan kimia, yang terpenting selama asupan makanan yang dikonsumsi oleh ibu bergizi seimbang dan tepat , maka ASI yang dihasilkanpun terdapat kualitas yang baik.
5. Asi lebih higenis dibandingkan dengan susu lain
Karena ASI langsung diberikan melaui puting sang ibu dengan ASI yang tersimpan dipayudara ibu akan menjaga keadaan ASI steril dan dengan suhu yang tepat sesuai untuk kebutuhan sang buah hati. Bila dibandingkan dengan susu formula atau susu kaleng, keduannya memerlukan alat bantu berupa botol dot agar dapat dikonsumsi oleh sang bayi. Kesterilan dari susu seperti ini perlu dipikirkan lagi, sebab dalam proses pembuatan susu dan memasukan ke dalam botol ada kaya kecukupan bahwa susu tersebut tercemar dengan senyawa lain, entah dari susunya sendiri sudah tercemar, air yang digunakan belum tentu streril dan yang penting botol dot yang digunakan untuk minum sang bayi juga belum tentu bebas dari kuman.
6. Asi menjadi pelindung yang baik
ASI menjadi pelindung yang baik untuk sang bayi dari bermacam penyakit atau insiden seperti kematian bayi secara mendadak, gangguan pencernaan, diare, infeksi telinga dan lain-lain.
7. Asi akan berubah sesuai kebutuhan bayi
ASI terdapat sistematika cara kerja yang sangat unik, sebab dengan sendirinya komponen ASI akan berubah sesuai dengan kebutuhan dan usia sang bayi.
8. Asi merupakan pelindung dari bermacam alergi makanan
ASI juga mampu memberi rangsangan kepada sang bayi agar kebal terhadap bermacam bahan makanan, perlu diingat untuk hal ini keragaman dan ke-berimbagan makanan yang dikonsumsi oleh sang ibu akan turut menentukan.
9. Asi makanan yang tepat untuk bayi
ASI sangat penting keberadaanya khususnya untuk bayi usia 0-6 bulan, sebab di usia ini ASI merupakan makanan wajib bagi sang buah hati.
10. Bermanfaat untuk ibu dan bayi
Khasiat ASI bukan hanya untuk sang bayi akan tenamun juga untuk sang ibu , sebab dengan menyusui sang ibu dapat melepaskan ketegangan yang ada pada payudaranya, selain itu memperkecil resiko sang ibu terkena kanker ovarium, dibanding dengan wanita yang tak memberikan ASI.
Kesimpulan
Tidak diragukan lagi bahwa ASI merupakan nutrisi terbaik bagi sang bayi, sesampai kemudian para ahli kesehatan pun menganjurkan pemberian ASI eksklusif sampai usia enam bulan, dan kemudian dilanjutkan bersama-sama dengan pemberian makanan pendamping ASI sampai usia dua tahun atau bahkan lebih [4]. Syariat pun menetapkan bahwa seorang ibu hendaknya menyusui anaknya, dan tak boleh beralih ke susu buatan (susu formula) apabila hal itu dapat menimbulkan bahaya bagi sang bayi dan juga tanpa ridha sang suami.
Oleh seorang hamba yang sangat butuh ampunan Rabb-nya,
Penulis: M. Saifudin Hakim
Sumber : muslimah.or.id


Sumber artikel ini dari kisah viral
Hukuman untuk Ibu yang Tidak Mau Menyusui Bayinya
4/ 5
Oleh