Renponsif 3

Tuesday, January 9, 2018

Ingat Zina Itu Hutang dan Taruhanya adalah Keluarga Anda


 Suatu ketika ada seorang pemuda yang pamit untuk safar, mencari pekerjaan demi membantu ekonomi keluarga. Sang ayah berpesan kepada putranya, “Jaga baik-baik adik perempuanmu.”
Pemuda ini kaget dengan pesan ini. Karena dia berangkat sendirian, dan adiknya bersama keluarga di rumah. Apa maksud dia harus menjaga adik perempuannya.
Berangkatlah si pemuda, namun dia juga ternyata belum paham dengan pesan ayahnya. Setelah berlalu sedikit hari, tiba-tiba sang ayah melihat ada orang (penjual air) yang mencium anak perempuannya.
Sesampainya pemuda ini pulang ke rumah, sang ayah langsung menegurnya. “Bukankah admin telah berpesan kepadamu, jaga adik perempuanmu baik-baik.” “Apa yang terjadi?” tanya putranya keheranan.
“Sejengkal dibalas sejengkal. Andaikan kamu melakukan pelanggaran lebih dari itu, niscaya si penjual air itu akan melakukan tindakan lebih kepada anak perempuannya.”
[Kisah ini disebutkan Syaikh Abdurrahman As-Suhaim: www.saaid.net]
Siapapun wanita yang menjadi keluarga kita, sejatinya mereka merupakan kehormatan kita. Ibu anda, istri anda, putri anda, saudari perempuan anda, bibi anda, dan semua wanita yang menjadi kerabat anda, merupakan kehormatan bagi sang lelaki. Jika salah satu diantara mereka berzina, sejatinya telah menodai kehormatan sang lelaki.
Untuk itu, jaga kehormatan mereka dengan tak mengganggu kehormatan orang lain. Karena zina merupakan utang dan taruhannya merupakan keluarga anda.
Abu Umamah menceritakan,
“Suatu hari ada seorang pemuda yang mendatangi Nabi Shalallahu ‘alaihi wassallamseraya berkata, “Wahai Rasulullah, izinkan aku berzina!”.
Para sobatpun bergegas mendatanginya dan menghardiknya, “Diam kamu, diam!”. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassallam berkata, “Mendekatlah”.
Pemuda baru saja mendekati beliau dan duduk di hadapan beliau.
Nabi Shalallahu ‘alaihi wassallam bertanya,
“Relakah engkau apabila ibumu dizinai orang lain?”. “Tidak, demi Allah wahai Rasul” sahut pemuda itu. “Begitu pula orang lain tak rela kalau ibu mereka dizinai”.
“Relakah engkau apabila putrimu dizinai orang?”. “Tidak, demi Allah wahai Rasul!”. “Begitu pula orang lain tak rela apabila putri mereka dizinai”.
“Relakah engkau apabila saudari kandungmu dizinai?”. “Tidak, demi Allah wahai Rasul!”. “Begitu pula orang lain tak rela apabila saudara perempuan mereka dizinai”.
“Relakah engkau apabila bibimu dizinai?”. “Tidak, demi Allah wahai Rasul!”. “Begitu pula orang lain tak rela apabila bibi mereka dizinai”.
“Relakah engkau apabila bibi dari ibumu dizinai?”. “Tidak, demi Allah wahai Rasul!”. “Begitu pula orang lain tak rela apabila bibi mereka dizinai”.
Lalu Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassallam meletakkan tangannya di dada pemuda tersebut sembari berkata, “Ya Allah, ampunilah kekhilafannya, sucikanlah hatinya dan jagalah kemaluannya”.
Setelah kejadian tersebut, pemuda itu tak pernah lagi tertarik untuk berbuat zina”. HR. Ahmad no. 22211 dan sanadnya disahihkan Al-Albani.
Siapapun wanita yang berzina, sejatinya telah mengiris-iris hati ayahnya, saudaranya, putranya, kakaknya, pakdenya, dan semua mahramnya.
Siapapun lelaki yang berzina dengan wanita, sejatinya dia telah mencabik-cabik kehormatan semua lelaki kerabat wanita ini. Padahal dia pun tak akan pernah rela ketika istrinya di zinai, putrinya di zinai, saudarinya di zinai… renungkanlah hadis Abu Umamah di atas.
Semoga bermanfaat.

Sumber: Konsultasi Syariah.


Sumber artikel ini dari kisah viral
Ingat Zina Itu Hutang dan Taruhanya adalah Keluarga Anda
4/ 5
Oleh