Renponsif 3

Wednesday, January 10, 2018

Pernikahan yang Barokah Akan Kamu Dapatkan Jika Kamu Meninggalkan 4 Sifat Ini

Ketika seseorang telah menikah, Semua pasutri muslim pasti berharap dapat membentuk rumah tangga sakinah mawaddah warahmah dan memperoleh pernikahan yang penuh barokah. Namun hal tersebut taklah mudah untuk membentuknya.
Tapi kaya yang lupa bahwa untuk sampai ke titik tersebut ada ikhtiar yang perlu diupayakan, salah satunya merupakan dengan menghilangkan sedikit sifat yang kontraproduktif terhadap tujuan tersebut.
Apa saja sih sifat-sifat yang harus lenyap dari diri kita atau minimal berkurang agar memudahkan kita mencapai pernikahan barokah?
1. Malas
Apa kegiatan Sahabat sehari-hari terutama ketika libur lagi tak ada kerjaan? Pantengin acara TV? Stalking sosmed? Nonton berseason-season Korean Drama? Atau tidur cantik seharian?
Hampir dapat dipastikan hal itu pula yang akan Sahabat lakukan ketika sudah menikah. Atau dapat jadi derajatnya lebih parah.
Karena biasanya seorang yang masih belum menikah berbisnis melakukan kaya amalan kebaikan agar dipermudah datang jodoh, namun begitu sudah menikah. Sudah kehilangan motivasi untuk meningkatkan kualitas atau kuantitas amalan.
Padahal untuk mendapat pernikahan penuh keberkahan, kita perlu action, melakukan sesuatu yang manfaatnya tak hanya dirasakan oleh diri sendiri namun juga orang lain.
Tidak musti keluar rumah siih… action yang dimaksud bahkan dapat juga dilakukan sambil tidur-tiduran di dalam kamar, misalnya dengan menciptakan tulisan positif setiap harinya, menghafal quran, atau, belajar hal baru melalui youtube.
Ada juga pasutri yang membangun rumah baca di mana-mana, melakukan penggalangan dana untuk membantu orang-orang yang terkena penyakit dan aktivitas lainnya yang nyata manfaatnya.
Yang terang, apabila kegiatan kita hanya bermalas-malasan, tak melakukan apapun yang membawa manfaat untuk dunia ataupun akhirat, jangan harap dapat mendapat pernikahan barokah.
Oya, namun jangan salah… Untuk para wanita, mencuci dan menyeterika baju suami, menyiapkan makanan, mengurus anak di rumah, itu merupakan kegiatan rutin harian yang in syaa Allah dahsyat pahalanya.
Jadi tak perlu merasa ‘minder’ atau merasa kurang manfaat sebab ‘hanya’ mengurus rumah tangga di rumah, selalu berdoa agar anak-anak yang lahir dari pernikahanmu merupakan calon pemimpin umat masa depan. In syaa Allah apabila hati ikhlas, maka semua yang dilakukan akan berbuah kebaikan.
2. Perfeksionis
Kalau pekerjaan kita merupakan dokter ahli bedah, menjadi pefeksionis itu harus. Jangan sampai salah jahit, salah potong, atau ada benda ketinggalan di badan orang lain.
Akan tenamun ketika bersama pasangan dan anak-anak nantinya, plis… Kurangilah sifat perfeksionis, sebab pada dasarnya tak ada manusia yang sempurna tho.
Tak perlu marah-marah ketika suami selalu menaruh handuk basah sembarangan, tak perlu marah-marah kalau istri selalu lupa masukkan garam ke dalam masakan, biasa saja… Toh itu bukan dosa besar.
Jangan kekerapan ngomel, “Aku kan sudah bilang ribuan kali… Jangan lupa matikan kran kalau keluar dari kamar mandi!”
Memang tampak menyebalkan kalau hal-hal kecil yang sudah kita peringatkan pada pasangan terus aja dilakukannya. Tapi di situlah seninya pernikahan, agar dua orang yang tak sempurna dapat menjadi sempurna sebab dapat saling menerima kekurangan.
Tidak sedikit orang yang terlalu perfeksionis berakhir pada perceraian, sebab ia tak dapat menerima ketaksempurnaan orang lain dan merasa lebih mudah apabila menjalani hidup sendirian saja. Jadi… Belajar kurangi sifat perfeksionis yaa!
3. Gampang Tersinggung dan Mendendam
Jika ada yang menghina Allah, Rasulullah, dan Islam bolehlah kita merasa tersinggung, bahkan harus tersinggung sebagai tanda keimanan! Akan tenamun kalau hanya dibilang cucian kurang bersih, masakan kurang enak, yaa tak usah baper, apalagi sampai mendendam.
Biasanya ini terjadi dalam konflik antara istri dan ibu mertua. Semua yang dilakukan istri selalu dikomentari, tak ada yang benar, tak ada yang beres, maka sedapat cukup abaikan masalah-masalah yang dapat bikin baper tersebut.
Kebalkan hati dan tetaplah berbuat baik sekalipun pasangan atau mertua atau ipar bersikap menyebalkan. Percayalah bahwa hidup di dunia ini hanya sebentar saja, fokus pada ridho Allah in syaa Allah beres.
Asiyah yang bersuamikan seorang Fir’aun yang kafir saja dapat bertahan dalam rumah tangga bahkan mendapat istana di surga sebab kesabarannya tersebut. So, kurangi sifat gampang tersinggung alias baperan. Percayalah bahwa selama pernikahan sangat cukup engkau akan memanen air mata.
Pernikahan bukan melulu soal yang indah, romantis dan menyenangkan, namun juga soal mengelola konflik, perbedaan pandangan dan cara penyampaian. Maka apabila kita semakin mahir mengelola perasaan, semakin kebal dan tak mudah baper, semakin mudah pernikahan kita jalani.Apapun masalahnya takkan jadi masalah.
Sebaliknya, semakin sensitif kita, gampang baperan, mudah tersinggung, hobi memendam dendam, maka seremeh apapun permasalahan akan selalu jadi masalah besar. Bukan pernikahannya yang salah, bukan rumah tangganya yang seperti neraka, namun sifat kita yang terlalu rapuh lah yang menciptakan segalanya terasa sulit.
Bagi yang punya perasaan sensitif, belajarlah hanya mengurai air mata apabila berhubungan dengan dosa-dosa kita sendiri, hanya menangis apabila mengingat azab dan beratnya pengadilan padang mahsyar. Hanya menangis sebab bertaubat pada Allah.
Plis jangan menangis hanya sebab suami tak mendengar curhatan kita, hanya sebab mertua selalu menyerocos, sebab hal tersebut tak istimewa, cukup sekitar 70% wanita yang sudah menikah mengalaminya. Menangis sebentar tak apalah, namun kalau sampai berhari-hari yaa jangan. Terlalu sepele.
4. Egois
Sifat yang paling perlu dimusnahkan dalam pernikahan merupakan egois! Akan tenamun fokuslah pada menghilangkan sifat egois diri sendiri, bukan sifat egois pasangan! Karena terlalu melelahkan mengurusi sifat egois orang lain.
Sifat egois alias mementingkan diri sendiri sebenarnya memperlihatkan tak dewasanya seseorang. Sebagaimana bayi yang tak ingin tahu ibunya lagi repot atau tak, pokoknya setiap kali menangis, dia minta kebutuhannya dipenuhi. Entah itu popok yang basah, perut yang lapar, minta digendong, pokoknya HARUS segera dipenuhi.
Memiliki pasangan yang egois pastinya lebih menyulitkan daripada mengurus bayi, maka itu sejak sebelum pernikahan cari tahu kadar egois calon pasangan hidup kita.
Orang yang tak pernah ingin mengalah dalam perdebatan biasanya memperlihatkan sifat egois yang tinggi, pendapatnya harus selalu disetujui, permintaannya harus selalu dipenuhi, semua kebaikan dan kehebatan yang dilakukannya harus diapresiasi dan dielu-elukan. Capek deh…
Maka apabila mengharapkan pernikahan barokah, minimalisir sifat egois dalam diri kita. Buat kaum pria, belajar membantu istri mengerjakan pekerjaan rumah tangga atau bergantian mengurus anak, sama sekali takkan mengurangi kadar gentleman Anda, justru bakal meningkatkan derajat keshalihan.
Jangan egois menyerahkan semua urusan domestik pada istri, silakan rasakan seminggu saja di rumah terus-menerus dengan melakukan kegiatan mencuci baju, menjemur, mengangkat jemuran, menyetrika, menaruh baju ke lemari, belanja, memasak, mencuci piring dan peralatan masak, menyapu, mengepel, menggendong anak yang rewel, menciptakankan bubur atau susu.
Bahkan apabilalau pun Anda berhasil melakukannya, belum ada apa-apanya dengan kelelahan istri saat hamil, melahirkan, dan menyusui.
Jadi jangan menganggap diri hebat sudah bekerja banting tulang untuk memberi makan anak dan istri, sesampai kemudian tak ingin lagi direcoki oleh urusan domestik. Bahkan Rasulullah saja bersedia membantu istrinya di rumah.
Untuk para istri, jangan egois minta selalu diperhatikan suami, dan ngambek apabila tak diperhatikan, ingatlah suami juga punya tanggungjawab pada pekerjaannya, orangtuanya, kesehatannya, maka janganlah egois apalagi sampai meminta lebih dari kemampuan suami menyanggupinya.
Sekian dahulu kajian kita seputar sedikit sifat yang perlu dimusnahkan agar mendapat pernikahan barokah, semoga bermanfaat.
Sumber: ummi-online.com


Sumber artikel ini dari kisah viral
Pernikahan yang Barokah Akan Kamu Dapatkan Jika Kamu Meninggalkan 4 Sifat Ini
4/ 5
Oleh